Amalan hari Jumat di antaranya adalah membaca Surat Al Kahfi, bersedekah, menjalankan shalat sunnah, dan lainnya. Selengkapnya bisa dilihat di sini.
Dalam Islam semua hari memang dianggap baik namun hari Jumat menjadi hari yang paling istimewa. Itulah mengapa Rasulullah SAW memerintahkan umatNya melakukan amalan hari Jumat supaya mendapat pahala dan syafaat di dunia dan di akhirat nanti.
Mengerjakan amalan-amalan sunnah di hari Jumat memang tindakan yang terpuji. Namun, dalam melakukannya harus sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. Melakukan amalan yang melenceng dari ajaran justru akan mendatangkan hal-hal negatif.
Keutamaan Hari Jumat Menurut Ajaran Agama Islam
Semua hari memang baik untuk melakukan berbagai amalan dan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Namun, hari Jumat adalah hari terbaik karena berbagai peristiwa besar terjadi pada hari tersebut.
Jadi Rasulullah SAW menyarankan pria dan wanita melakukan beberapa amalan pada hari tersebut. Lalu, apa saja keutamaan hari Jumat yang membuatnya istimewa? Berikut ini beberapa keistimewaannya.
1. Rajanya Hari
Keutamaan yang pertama, hari Jumat adalah hari terbaik dalam Islam. Mengapa bisa demikian? Karena Jumat adalah hari paling agung di antara hari lainnya. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan pada hari itu pula Allah menurunkannya dari surga ke bumi.
Setelah lama hidup di bumi Nabi Adam wafat di hari Jumat, tentu peristiwa ini bukan sebuah kebetulan. Tak hanya itu, hari kiamat juga akan datang di hari Jumat sesuai yang dikatakan oleh Rasulullah.
Berikut ini hadis yang memperkuat tentang pernyataan-pernyataan tersebut, Imam as-Syafi’i dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin Ubadah:
سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
Artinya: “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung daripada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahmi. Hari Kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya Kiamat pada hari Jumat.”
2. Hari Penghapusan Dosa
Seperti yang telah dibahas dalam hadis di atas, hari Jumat merupakan rajanya hari yang memiliki kedudukan istimewa. Segala amal baik yang diperbuat akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Selain itu, hari Jumat juga menjadi hari yang istimewa bagi umat muslim karena Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hambaNya. Jika seseorang menjauhi dosa dari hari Jumat ke Jumat selanjutnya, dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah SWT.
Berikut ini hadis yang memperkuat pernyataan tersebut, Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata:
عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sholat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang di antara semua itu, jika dosa-dosa besar dijauhi.” (HR Muslim 233)
Berikut hadis lain yang diriwayatkan Imam Muslim:
“Barangsiapa berwudlu kemudian memperbaiki wudlunya, lantas berangkat Jumat, dekat dengan Imam dan mendengarkan khutbahnya, maka dosanya di antara hari tersebut dan Jumat berikutnya ditambah tiga hari diampuni.” (HR. Muslim)
3. Salat Jumat Menjadi Hajinya Orang-Orang Fakir
Syaikh Ihsan bin Dakhlan menjelaskan bahwa orang-orang fakir (tidak mampu) akan mendapat pahala seperti berangkat menuju tempat haji ketika berangkat salat Jumat di masjid.
Tingkatan pahalanya memang berbeda dengan orang-orang yang pergi haji ke Mekkah namun sama-sama mendapat pahala besar dari Allah SWT.
Berikut ini hadis yang memperkuat pernyataan tersebut, Imam al-Qadla’i dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اَلْجُمُعَةُ حَجُّ الْفُقَرَاءِ
Artinya: “Jumat merupakan hajinya orang-orang fakir.”
Dengan pernyataan Rasulullah SAW tersebut, diharapkan agar semua orang tidak meninggalkan salat Jumat.
4. Orang yang Meninggal Hari Jumat Dilindungi dari Fitnah Kubur
Keutamaan hari Jumat selanjutnya, yaitu orang-orang yang wafat pada hari Jumat akan diberikan perlindungan oleh Allah SWT dari fitnah kubur.
Keutamaan ini tertuang dalam hadis, Imam Ahmad dan Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdillah bin ‘Amr bin al-‘Ash:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Artinya: “Tiada seorang muslim yang wafat di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.”
Arti dari terjaganya orang yang meninggal di hari Jumat dari fitnah kubur menurut Al Manawi adalah orang tersebut tidak akan ditanya malaikat saat di dalam kubur.
Sementara menurut Imam Al Zayadi orang yang meninggal pada hari Jumat tetap akan ditanya malaikat. Tapi akan diberikan kemudahan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
5. Pahala Berangkat Shalat Jumat Sama Seperti Pahala Puasa dan Salat Selama 1 Tahun
Pahala orang-orang yang berangkat menuju masjid untuk salat Jumat sama seperti pahala puasa dan shalat selama satu tahun. Pahala tersebut akan diberikan jika orang tersebut mandi, membasuh pakaian dan kepala, bergegas menuju masjid, tidak menggunakan kendaraan, mendengar khotbah dengan hikmat.
Pahala berangkat shalat jumat tersebut tertuang dalam hadis berikut ini:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
Artinya: “Barangsiapa membasuh pakaian dan kepalanya, mandi, bergegas Jumatan, menemui awal khotbah, berjalan dan tidak menaiki kendaraan, dekat dengan Imam, mendengarkan khotbah dan tidak bermain-main, maka setiap langkahnya mendapat pahala berpuasa dan salat selama satu tahun.” (HR. Al-Tirmidzi dan al-Hakim)
6. Waktu Mustajab untuk Berdoa
Hari Jumat juga menjadi waktu yang mustajab untuk berdoa karena pada hari tersebut Allah akan mengabulkan doa-doa hambaNya yang bertakwa. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari yang sama Adam dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu juga Adam diturunkan dari surga (ke bumi), dan pada hari itu pula kiamat akan terjadi. Di dalam hari Jumat terdapat suatu saat yang tidak sekali-kali seseorang hamba yang beriman menjumpainya dalam keadaan salat – Rasulullah menggenggam jari jemarinya mengisyaratkan waktu itu cuma sebentar— lalu ia meminta suatu kebaikan kepada Allah, melainkan Allah memberinya apa yang dimintanya itu.”
Abdullah ibnu Salam juga pernah berkata bahwa dia tahu waktu yang ijabah untuk berdoa, yaitu di penghujung siang pada hari Jumat.
Karena pada waktu itulah Allah menciptakan Nabi Adam, sementara para ulama menjelaskan waktu ijabah untuk berdoa adalah setelah shalat Ashar sebelum matahari terbenam.
Amalan Hari Jumat Sesuai Ajaran Rasulullah SAW
Setelah mengetahui keutamaan hari Jumat dalam Islam, selanjutnya pahami apa saja amalan yang sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Berikut ini beberapa amalan di hari Jumat sesuai sunnah yang bisa dilaksanakan:
1. Memperbanyak Shalawat Nabi
Membaca shalawat Nabi tidak harus dilakukan setiap Jumat karena bisa dilakukan kapan saja. Namun, ketika membacanya di hari Jumat pahala yang didapat akan dilipat gandakan oleh Allah SWT.
Tidak hanya pahala, Rasulullah SAW juga menjanjikan posisi yang dekat denganNya, ketika di hari kiamat nanti.
Berikut hadis yang memperkuat pernyataan tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
“Perbanyaklah selawat kepadaku pada setiap hari Jumat. Karena selawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barang siapa yang banyak berselawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti,” (HR Al-Baihaqi).
2. Memperbanyak Doa dan Zikir
Amalan hari Jumat agar doa terkabul adalah dengan memperbanyak doa dan zikir. Melakukan dzikir bertujuan untuk mengingat Allah, meskipun bisa dilakukan kapan saja ada baiknya memperbanyak dzikir pada hari Jumat.
Karena di hari tersebut pahala berdzikir akan dilipat gandakan. Berikut ini ayat yang menyerukan untuk berzikir dan mengingat Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian diseru untuk shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah…,” (Al Jumu’ah: 9).
Agar doa dan hajat dikabulkan, sebaiknya perbanyak doa di hari Jumat karena di hari tersebut Allah akan mengabulkan doa-doa hambaNya yang bertakwa. Berikut ini hadis yang memperkuat pernyataan tersebut:
“Pada hari itu ada saat yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan dia berdiri salat yang ia meminta sesuatu kepada Allah SWT melainkan akan dikabulkan oleh-Nya,” (HR Bukhari).
3. Memperbanyak Membaca Al Quran
Selain memperbanyak bershalawat, berzikir, dan berdoa umat muslim juga disarankan untuk memperbanyak membaca Al Quran di hari Jumat.
Amalan hari Jumat tersebut dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Memperbanyak membaca Al Quran akan menambah pengetahuan kita seputar agama.
Jadi tidak hanya pahala berlipat ganda yang akan didapat tapi juga pemahaman agama juga akan meningkat. Berikut ini hadis yang memperkuat pernyataan tersebut, Imam Ja’far Shadiq berkata:
“Malam dan hari Jumat itu memiliki hak, maka jangan menyia-nyiakan kemuliaannya, jangan mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal saleh dan tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah telah melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan dan mengangkat derajat. Hari Jumat sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan salat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”
4. Membersihkan Diri (Mandi)
Amalan hari Jumat menurut hadits selanjutnya, yaitu membersihkan diri baik bagi pria maupun wanita.
Membersihkan diri atau mandi di hari Jumat merupakan hal yang wajib bagi semua pria dan wanita yang sudah baligh. Tak hanya mandi, Rasulullah SAW juga menganjurkan amalan sunnah lain, yaitu bersiwak.
Untuk saat ini bersiwak dapat diganti dengan menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi. Intinya bersiwak bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi, berikut hadis yang menyarankan umat muslim bersiwak:
“Hendaklah juga ia menyikat gigi dengan siwak,” (HR Bukhari dan Muslim).
Tak hanya mandi dan bersiwak, membersihkan diri juga termasuk memotong kuku. Memotong kuku memang disarankan dilakukan di hari Jumat sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
5. Mengerjakan Shalat Dhuhur di Awal Waktu
Bagi para wanita yang tidak menunaikan salat Jumat, bisa mendapatkan tambahan pahala dengan mengerjakan shalat dhuhur di awal waktu. Shalat di awal waktu lebih disukai Allah SWT karena hal tersebut menandakan bahwa orang tersebut memprioritaskan ibadahnya.
Sjalat di awal waktu dijanjikan akan mendapat pahala besar bagi orang-orang yang mengerjakannya, hal tersebut sesuai dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:
“…Seandainya orang-orang mengetahui pahala azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, nisaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya…”
6. Mengenakan Pakaian Terbaik dan Memakai Wewangian
Rasulullah SAW menyarankan umatNya membeli pakaian terbaik untuk dipakai saat salat Jumat. Selain menganjurkan menggunakan pakaian terbaik, Rasulullah SAW juga menyarankan para pria menggunakan wewangian atau minyak wangi sebelum pergi.
Berikut sabda Rasulullah SAW terkait himbauan membeli pakaian untuk salat Jumat:
“Wajib bagi kalian membeli 2 buah pakaian untuk salat Jumat, kecuali pakaian untuk bekerja,” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani).
Rasulullah SAW juga menyarankan agar menggunakan wewangian sebelum berangkat ke masjid, seperti yang tertuang dalam hadis berikut:
“Barang siapa yang mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai dengan kemampuan dirinya. Dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
7. Membaca Surat Al Kahfi
Amalan hari Jumat untuk wanita dan pria berikutnya adalah membaca Surat Al Kahfi. Membaca Surat Al Kahfi dapat dilakukan pada awal Jumat yakni setelah matahari terbenam di hari Kamis. Pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri RA, Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka akan dipancarkan cahaya untuknya antara dua Jumat,” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani).
8. Tidak Duduk dengan Posisi Memeluk Lutut
Seorang muslim khususnya pria disarankan agar tidak duduk dalam posisi memeluk lutut saat mengikuti shalat Jumat di masjid. Rasulullah SAW melarang umatNya untuk tidak melakukan hal tersebut selain karena terlihat tidak sopan tapi juga kurang baik dilakukan di depan banyak orang.
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dari Sahl bin Mu’adz bin Anas terkait tindakan yang lebih baik tidak ketika salat Jumat, salah satunya adalah duduk dengan posisi memeluk lutut.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW melarang Al Habwah atau duduk dengan memeluk lutut saat sedang mendengarkan khatib berkhotbah.
Alangkah baiknya duduk dengan rapi dan sopan saat menyimak khotbah agar lebih nyaman dipandang. Apalagi jika duduk di dekat khatib tentu harus menjaga etika dengan baik.
9. Menjalankan Shalat Sunnah Sebelum Khatib Naik Mimbar
Amalan hari Jumat yang lebih diperuntukkan bagi pria, yaitu memperbanyak shalat sunnah sebelum khatib naik ke mimbar. Jadi, akan lebih baik lagi jika datang lebih awal ke masjid untuk melaksanakan salat sunnah terlebih dahulu.
Pada sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:
“Barang siapa yang mandi kemudian datang untuk salat Jumat, lalu ia salat semampunya dan dia diam mendengarkan khotbah hingga selesai, kemudian salat bersama imam, maka akan diampuni dosanya mulai Jumat tersebut sampai Jumat berikutnya ditambah tiga hari,” (HR Muslim).
Pada hadis tersebut, para pria tidak hanya disunnahkan agar memperbanyak shalat sunnah sebelum khatib naik ke atas mimbar. Tapi juga menjelaskan bahwa berbicara ketika khatib berkhotbah adalah hal yang dilarang.
Selain tidak sopan, berbicara saat khatib berkhotbah juga akan mengganggu orang lain yang sedang mendengarkannya. Oleh karena itu, setiap jamaah shalat Jumat dilarang berbicara saat khatib berkhotbah agar ilmu yang disampaikan bisa dipahami dengan baik.
10. Segera Berangkat ke Masjid
Bagi para pria yang melaksanakan salat Jumat, sebaiknya jangan mengulur waktu ketika akan pergi ke masjid untuk shalat Jumat. Rasulullah SAW menyarankan untuk segera berangkat ke masjid agar mendapatkan shaf terdepan.
Tak hanya mendapat shaf terdepan, berangkat salat Jumat paling awal juga memungkinkan untuk menjalankan shalat sunnah sebanyak-banyaknya, sebelum khatib naik ke mimbar. Orang-orang yang pergi salat Jumat paling awal akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT.
Amalan ini dianjurkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang berisi sebagai berikut:
Dia berkata: “Kami berpagi-pagi menuju salat Jumat dan tidur siang setelah salat Jumat,” (HR Bukhari).
11. Mendengarkan Khotbah dengan Saksama
Di dalam ajaran agama Islam, para umat muslim diajarkan untuk menaati dan menghormati seorang guru. Maka dari itu, ketika khatib berkhutbah para jamaah shalat Jumat harus mendengarkannya dengan saksama.
Dalam surat Al Araf ayat 204, Allah SWT menegaskan agar jamaah bersikap tenang ketika khotbah dikumandangkan. Berikut rincian ayat Al Araf 204:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Dan apabila dibacakan khutbah, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf: 204).
Nabi Muhammad SAW juga dengan tegas memperingatkan agar semua jamaah diam ketika mendengarkan khotbah, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Al Bazzar, dan At Tabrani:
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من تكلم يوم الجمعة والإمام يخطب فهو كمثل الحمار يحمل أسفارا والذي يقول له أنصت ليس له جمعة . رواه أحمد والبزار والطبراني
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berbicara pada hari Jumat, sedangkan imam sedang berkhutbah, maka dia bagaikan Keledai yang sedang membawa kitab (orang yang bodoh). Sedangkan orang yang menyuruh diam kepada orang yang berbicara, ia tidak mendapatkan keutamaan Jumat seutuhnya”. (HR. Ahmad, Al Bazzar, dan At Tabrani).
12. Melaksanakan Shalat Sunnah Setelah Shalat Jumat
Amalan hari Jumat yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, tidak hanya menyarankan agar melaksanakan shalat sunnah sebelum khatib naik ke mimbar. Tapi juga dianjurkan untuk melakukan shalat sunnah setelah pulang dari shalat Jumat.
Shalat sunnah yang dilakukan sepulang salat Jumat bisa berupa dua rakaat atau empat rakaat. Anjuran shalat sunnah ini telah disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadis berikut:
“Apabila kalian telah selesai mengerjakan salat Jumat, maka salatlah 4 rakaat.”
“Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka salatlah 2 rakaat di masjid dan 2 rakaat apabila engkau pulang,” (HR Muslim, Tirmidzi).
13. Melakukan Kegiatan Sosial
Berdasarkan beberapa riwayat, dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan berbagai aktivitas tertentu di hari Jumat. Aktivitas tersebut tidak hanya seputar kegiatan yang bersifat ibadah saja, seperti zikir, doa, melakukan shalat sunnah, dan semacamnya.
Tapi Nabi Muhammad SAW juga kerap kali melakukan ibadah yang bersifat sosial dan bisa menjadi amalan hari Jumat. Lalu, apa yang dilakukan Nabi selain melakukan kegiatan yang bersifat ibadah?
Setelah melakukan kegiatan ibadah, Nabi Muhammad SAW biasanya akan mengunjungi saudaranya, menjenguk orang yang sedang sakit.
Tak hanya itu, Nabi juga menghadiri pemakaman jenazah, dan menghadiri akad nikah. Kegiatan tersebut sering kali dianggap sepele namun perlu dicontoh. Kegiatan-kegiatan sosial akan mempertemukan kita dengan banyak orang, sehingga dapat memperkuat tali silaturahmi.
14. Bersedekah
Bersedekah merupakan salah satu jalan termudah untuk mendapat rezeki yang berlimpah dari Allah SWT. Sedekah memang bisa dilakukan kapan saja, namun sedekah di hari Jumat akan lebih istimewa karena tingkat pahala akan dilipat gandakan.
Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa sedekah di hari Jumat dan sedekah di hari lainnya sama seperti sedekah di bulan Ramadhan dengan bulan-bulan lainnya.
Itu artinya, pahala yang didapatkan akan lebih besar apalagi jika memberikan sedekah ke anak yatim piatu dan fakir miskin tentu pahalanya akan lebih besar lagi.
Sempurnakan ibadah dan amalan hari Jumat dengan rutin bersedekah di hari Jumat melalui Yayasan Yatim Mandiri. Salurkan sebagian rezeki ke orang-orang yang membutuhkan secara mudah untuk membantu mereka dan mendapatkan ketenangan batin
EmoticonEmoticon