Sabtu, 02 Agustus 2025
Ibadah berorientasi Sosial bukan hanya Ritual
Jumat, 30 Mei 2025
Bolehkan Puasa Arafah dan Puasa Awal Dhulhijjah Namun Masih Memiliki Hutang Puasa?
*BOLEHKAH PUASA ARAFAH DAN PUASA AWAL DZULHIJJAH NAMUN MASIH MEMILIKI UTANG PUASA?*
*Bolehkah melakukan puasa awal Dzulhijjah namun masih memiliki utang puasa (qadha puasa)? Termasuk pula apakah boleh melakukan puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah sedangkan masih memiliki utang puasa?*
*Pertanyaan seperti di atas beberapa kali ditujukan pada redaksi Rumaysho.Com dan perlu kiranya untuk dibahas.*
*Para fuqoha berselisih pendapat dalam hukum melakukan puasa sunnah sebelum melunasi qadha’ puasa Ramadhan.*
*Para ulama Hanafiyah membolehkan melakukan puasa sunnah sebelum qadha’ puasa Ramadhan. Mereka sama sekali tidak mengatakannya makruh. Alasan mereka, qadha’ puasa tidak mesti dilakukan sesegera mungkin.*
*Ibnu ‘Abdin mengatakan, “Seandainya wajib qadha’ puasa dilakukan sesegera mungkin (tanpa boleh menunda-nunda), tentu akan makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dari qadha’ puasa Ramadhan. Qadha’ puasa bisa saja diakhirkan selama masih lapang waktunya.”*
*Para ulama Malikiyah dan Syafi’iyah berpendapat tentang bolehnya namun disertai makruh jika seseorang mendahulukan puasa sunnah dari qadha’ puasa. Karena jika melakukan seperti ini berarti seseorang mengakhirkan yang wajib (demi mengerjakan yang sunnah).*
*Ad Dasuqi berkata, “Dimakruhkan jika seseorang mendahulukan puasa sunnah padahal masih memiliki tanggungan puasa wajib seperti puasa nadzar, qadha’ puasa, dan puasa kafaroh. Dikatakan makruh baik puasa sunnah yang dilakukan dari puasa wajib adalah puasa yang tidak begitu dianjurkan atau puasa sunnah tersebut adalah puasa yang amat ditekankan seperti puasa ‘Asyura’, puasa pada 9 Dzulhijjah. Demikian pendapat yang lebih kuat.”*
*Para ulama Hanabilah menyatakan diharamkan mendahulukan puasa sunnah sebelum mengqadha’ puasa Ramadhan. Mereka katakan bahwa tidak sah jika seseorang melakukan puasa sunnah padahal masih memiliki utang puasa Ramadhan meskipun waktu untuk mengqadha’ puasa tadi masih lapang. Sudah sepatutnya seseorang mendahulukan yang wajib, yaitu dengan mendahulukan qadha’ puasa. Jika seseorang memiliki kewajiban puasa nadzar, ia tetap melakukannya setelah menunaikan kewajiban puasa Ramadhan (qadha’ puasa Ramadhan). Dalil dari mereka adalah hadits Abu Hurairah,*
*من صام تطوّعاً وعليه من رمضان شيء لم يقضه فإنّه لا يتقبّل منه حتّى يصومه*
*“Barangsiapa yang melakukan puasa sunnah namun masih memiliki utang puasa Ramadhan, maka puasa sunnah tersebut tidak akan diterima sampai ia menunaikan yang wajib.” Catatan penting, hadits ini adalah hadits yang dho’if (lemah).[1] Para ulama Hanabilah juga mengqiyaskan (menganalogikan) dengan haji. Jika seseorang menghajikan orang lain (padahal ia sendiri belum berhaji) atau ia melakukan haji yang sunnah sebelum haji yang wajib, maka seperti ini tidak dibolehkan.*
*Jika Merujuk pada Dalil*
*Dalil yang menunjukkan bahwa terlarang mendahulukan puasa sunnah dari puasa wajib adalah hadits yang dho’if sebagaimana diterangkan di atas.*
*Dalam mengqadha’ puasa Ramadhan, waktunya amat longgar, yaitu sampai Ramadhan berikutnya. Allah Ta’ala sendiri memutlakkan qadha’ puasa dan tidak memerintahkan sesegera mungkin sebagaimana dalam firman-Nya,*
*فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ*
*“Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”* (QS. Al Baqarah: 185).
*Begitu pula dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dari Abu Salamah, beliau mengatakan bahwa beliau mendengar ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,*
*كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ*
*“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqadha’nya kecuali di bulan Sya’ban.” Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.* (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
*Sebagaimana pelajaran dari hadits ‘Aisyah yang di mana beliau baru mengqadha’ puasanya saat di bulan Sya’ban, dari hadits tersebut Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Tidak boleh mengakhirkan qadha’ puasa lewat dari Ramadhan berikutnya.”* (Fathul Bari Syarh Shahih Al Bukhari, 4: 191)
*Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan menyegerakan mengqadha’ puasa Ramadhan. Jika ditunda, maka tetaplah sah menurut para ulama muhaqqiqin, fuqaha dan ulama ahli ushul. Mereka menyatakan bahwa yang penting punya azam (tekad) untuk melunasi qadha’ tersebut.”* (Syarh Shahih Muslim, 8: 23).
*Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Inilah pendapat terkuat dan lebih tepat (yaitu boleh melakukan puasa sunnah sebelum qadha’ puasa selama waktunya masih lapang, pen). Jika seseorang melakukan puasa sunnah sebelum qadha’ puasa, puasanya sah dan ia pun tidak berdosa. Karena analogi (qiyas) dalam hal ini benar. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang sakit atau dalam keadaan bersafar (lantas ia tidak berpuasa), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al Baqarah: 185). Dalam ayat ini dikatakan untuk mengqadha’ puasanya di hari lainnya dan tidak disyaratkan oleh Allah Ta’ala untuk berturut-turut. Seandainya disyaratkan berturut-turut, maka tentu qadha’ tersebut harus dilakukan sesegera mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa dalam masalah mendahulukan puasa sunnah dari qadha’ puasa ada kelapangan.”* (Syarhul Mumthi’, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 6: 448).
*Kesimpulannya, masih boleh berpuasa Arafah maupun berpuasa sunnah di awal Dzulhijjah meskipun memiliki utang puasa (qadha puasa). Asalkan yang punya utang puasa tersebut bertekad untuk melunasinya. Wallahu Ta’ala a’lam.*
*Hanya Allah yang memberi taufik.*
—
Selesai disusun di siang hari dari awal Dzulhijjah di Pesantren DS, 4 Dzulhijjah 1435 H
*[1] HR. Ahmad 3/352. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Lahi’ah dan dinilai dho’if, dan di dalamnya ada perowi yang matruk (Lihat Al Mughni, Ibnu Qudamah, Darul Fikr, 3/86). Syaikh Al Albani dalam Silsilah Adh Dho’ifah wal Mawdhu’ah (2/235) mengatakan bahwa hadits ini dho’if. Begitu pula hadits ini didho’ifkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (3/352).*
—
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal
@RumayshoCom,
*FREE SHARE"*
*Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan share, tag, mention ke orang lain. 1 orang yang tau ilmu karena info dari kamu, insyaAllah bernilai pahala karena mengajak kepada kebaikan.
*Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,*
*مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ أَجْرِ فَاعِلِهِ*
*“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.”* [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
*بارك الله فيكم وفي أموالكم*~
Sabtu, 19 April 2025
Tutor Jamak Qashar dalam Sholat
Tata cara sholat jamak qashar adalah:silahkan simak Videonya sampai slesai
1. Berwudhu
2. Menutup aurat
3. Menghadap kiblat
4. Niat sholat jamak qashar bersamaan takbiratul ihram
5. Melaksanakan sholat fardhu seperti biasa, mulai dari takbiratul ihram hingga salam
6. Setelah salam dari sholat pertama, langsung berdiri untuk melaksanakan sholat kedua
7. Sholat berjumlah 4 rakaat diringkas menjadi 2 rakaat
Ada beberapa jenis sholat jamak qashar, yaitu jamak taqdim qashar dan jamak takhir qashar.
Contoh jamak taqdim qashar
Sholat Dzuhur 2 rakaat, dilanjutkan sholat Ashar 2 rakaat
Sholat Maghrib 3 rakaat, dilanjutkan sholat Isya 2 rakaat
Contoh jamak takhir qashar
Sholat Ashar 2 rakaat, dilanjutkan sholat Dzuhur 2 rakaat
Syarat sholat jamak qashar, yaitu:
Perjalanan yang ditempuh tidak bertujuan untuk maksiat
Minimal jarak tempuh perjalanan adalah 82 km
Sholat yang terdiri dari empat rakaat (Dzuhur, Ashar dan Isya)
Perjalanan masih berlangsung sampai terlaksananya sholat
Niat qashar dilaksanakan saat takbiratul ihram
Mudah2an Bermanfaat.
silahkan dishare bagikan semua orang biar bermanfaat.🙏👍
Minggu, 30 Maret 2025
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M
*Bismillahirrahmanirrahiim*
**Allahummashalli_Ala Sayyidina Muhammad Wa Alla Ali Sayyidina Muhammad*
*Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh*
☘️ _*Sebelum lebaran tiba, sebelum gema takbir berkumandang, ijinkan saya mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Mungkin terkadang kaki pernah salah langkah, bibir kadang salah berucap, hati kadang salah sangka, janji kadang terlupakan. Mohon maaf lahir dan batin*_☘️
" Ya Allah, kabulkan puasaku di bulan ini sesuai dengan ridha-Mu dan ridha Rasul-Mu (sehingga) cabang-cabangnya kokoh karena pondasinya demi junjungan kami Muhammad dan keluarganya, serta segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam "
_Aamiiinn Yaaa Rabbal Aalamiiinn_*
*Al Faatihah*
*Semoga kita semua diketemukan kembali dengan Bulan Ramadhan yang akan datang dan dapat di berikan kesempatan menjalankan kembali ibadah ramadhan 1447H, Aamiiinn.....🤲🤲🤲*
*Selamat Hari Raya Aidul Fitri 1446 H/2025 M*
*Mohon Maaf Lahir Dan Bathin*
*"Minal Aidzin Wal Faidzin",
" Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja'alanallahu wa iyyakum minal 'aidin wal faizin wal maqbulin kullu 'Aamiiinn wa antum bi khair, Aamiiiinn."*
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh,
*Hormat Kami*
*ZURRI dan keluarga 🙏💐💐😍
Rabu, 26 Maret 2025
Jumat, 14 Maret 2025
Ini Daftar Besaran Zakat Fitrah 2025 Kabupaten Rokan Hulu
Besaran Zakat Fitrah 2025 ini hanya berlaku di wilayah Kabupaten Rokan Hulu pada tahun 2025 atau Ramadhan 1446 Hijriyah. Sebab penghitungan ukuran Zakat Fitrah disesuaikan dengan harga beras di setiap daerah yang berubah setiap tahunnya. silahkan Lihat DISINI(file)... atau Download DISINI(file)....
Jumat, 07 Maret 2025
Rabu, 05 Maret 2025
KETIKA SEJARAH TELAH DIKABURKAN
KETIKA SEJARAH TELAH DIKABURKAN
#TodaysInHistory
Seorang Katolik yang belajar di sekolah-sekolah Katolik akan diajarkan, bahwa dahulu pernah ada masa ketika hampir seluruh Eropa Barat pernah bersatu di bawah agama mereka.
Sebutannya jelas, Imperium Römanum Sacrum (IRS), Holy Roman Emperor, atau Kekaisaran Romawi Suci dalam bahasa kita. Ia kumpulan kerajaan yang berafiliasi pada Kristen.
Selanjutnya kita mengenal pula, IRS inilah yang ada di belakang Perang Salib yang dimulai pada 1095. Komandonya di bawah Paus Urban II atas nama Imperium Römanum Sacrum.
Bila Kristen Katolik Eropa Barat bersatu di bawah IRS, maka Eropa Timur dengan Kristen Ortodoksnya bersatu di bawah Kekaisaran Byzantium, dengan Ḳonsṭanṭīnopel ibukotanya.
Pertanyaannya, bila penganut Kristen dulu bersatu di bawah satu komando, dan itu diceritakan dengan bangga oleh mereka, maka apakah kaum Muslim punya kisah yang sama?
Pertanyaannya, Perang Salib yang diserukan Paus Urban II itu, siapakah targetnya? Bila ada Godfrey de Bouillon dan Richard Lionheart di Perang Salib, siapa yang mereka lawan?
Inilah lucunya negeri ini. Saat ada yang menceritakan tentang Imperium Römanum Sacrum, bahwa kaum Katolik pernah bersatu dalam kepemimpinan agama, itu boleh saja.
Ketika ada kisah Perang Salib, itu diterima sebagai konsekuensi kewajaran sejarah. Tapi begitu bahasannya tentang Khilāfah, tentang jihad fī sabīlillāh, mendadak orang alergi.
Padahal Khilāfah adalah kepastian sejarah sama seperti IRS, Khilāfah dan bagian-bagiannya yang waktu itu melindungi tumpah darah kaum Muslim saat Perang Salib.
Tidak hanya itu, pada masa Khilāfah juga, Sultan Utsmani Mehmed Celebi mengutus Walisongo hingga Nusantara bisa mengenal Islam, yang akhirnya jadi inspirasi kemerdekaan.
Khalifah pula yang menerima baiat Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Islam di Jogja. Juga yang memerintahkan kapal-kapal perangnya menjaga Aceh dari rongrongan Belanda.
Bila saat ini penguasa justru menjadikan Khilāfah sebagai momok, maka ada dua kemungkinan. Pertama, buta sejarah dan tak kurang pengetahuannya.
Ke dua, penguasa ini tahu betul bahwa Khilāfah itu bukan hanya sejarah dan masa lalu seperti IRS. Tapi juga masa depan, kepastian janji dari Allah dan Rasul-Nya.
Inspired By Ust. Felix Siauw
#utthank1453 #sejarahislam #3Maret1924 #todaysinhistory #menolaklupa #runtuhnyakhilafah #khilafah
Selasa, 04 Maret 2025
Tadarrus Ramadhan 30 juz
Untuk *Tadarrus Ramadhan*.
Ini link Murottal Al-Qur'an 30 juz tanpa harus download, tinggal play saja.
Boleh saja play walaupun HP di tutup. semoga bermanfa’at.
Juz 1 ⇨ http://j.mp/2b8SiNO
Juz 2 ⇨ http://j.mp/2b8RJmQ
Juz 3 ⇨ http://j.mp/2bFSrtF
Juz 4 ⇨ http://j.mp/2b8SXi3
Juz 5 ⇨ http://j.mp/2b8RZm3
Juz 6 ⇨ http://j.mp/28MBohs
Juz 7 ⇨ http://j.mp/2bFRIZC
Juz 8 ⇨ http://j.mp/2bufF7o
Juz 9 ⇨ http://j.mp/2byr1bu
Juz 10 ⇨ http://j.mp/2bHfyUH
Juz 11 ⇨ http://j.mp/2bHf80y
Juz 12 ⇨ http://j.mp/2bWnTby
Juz 13 ⇨ http://j.mp/2bFTiKQ
Juz 14 ⇨ http://j.mp/2b8SUTA
Juz 15 ⇨ http://j.mp/2bFRQIM
Juz 16 ⇨ http://j.mp/2b8SegG
Juz 17 ⇨ http://j.mp/2brHsFz
Juz 18 ⇨ http://j.mp/2b8SCfc
Juz 19 ⇨ http://j.mp/2bFSq95
Juz 20 ⇨ http://j.mp/2brI1zc
Juz 21 ⇨ http://j.mp/2b8VcBO
Juz 22 ⇨ http://j.mp/2bFRxNP
Juz 23 ⇨ http://j.mp/2brItxm
Juz 24 ⇨ http://j.mp/2brHKw5
Juz 25 ⇨ http://j.mp/2brImlf
Juz 26 ⇨ http://j.mp/2bFRHF2
Juz 27 ⇨ http://j.mp/2bFRXno
Juz 28 ⇨ http://j.mp/2brI3ai
Juz 29 ⇨ http://j.mp/2bFRyBF
Juz 30 ⇨ http://j.mp/2bFREcc
Mohon disebarluaskan. Mudah-mudahan menjadi ladang amal jariyah bagi kita semua.
Jika postingan ini bermanfaat,bantu sebarkanlah.
Senin, 03 Maret 2025
Keutamaan hari ke-3 puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan terus memberi keutamaan dan kebaikan bagi umat muslim yang menjalankannya.
Keutamaan hari ke-3 puasa Ramadhan adalah Allah SWT memberi kepada orang yang berpuasa taman permata yang indah di surga Firdaus, di atasnya dua belas ribu rumah dari cahaya.
Allah SWT akan membangunkan rumah di surga bagi orang yang berpuasa dengan kesungguhan dan dilengkapi dengan amal ibadah lainnya seperti membaca Al Qur’an, sedekah, shalat sunnah, dan sebagainya.
Rangkaian ibadah di bulan puasa bisa dijalankan oleh siapa saja yang memang bersungguh sungguh dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan berniat untuk mendapatkan keberkahan serta kebaikan yang lebih dari Allah SWT.
Sebab itu, upayakan dan biasakan diri sendiri untuk melakukan amalan lain baik wajib maupun sunnah di bulan Ramadhan agar mendapat pahala sempurna sebagai cara membuat hati ikhlas dan tenang. (*)









